Pages

Senin, 27 Januari 2025

Menghadapi Perbedaan Pendapat dengan Bijak

 Hadirin yang dirahmati Allah, tema kita kali ini adalah "Menghadapi Perbedaan Pendapat dengan Bijak." Islam mengajarkan kita untuk hidup dalam kerukunan, bahkan ketika menghadapi perbedaan. Dalam kehidupan, perbedaan pendapat adalah hal yang wajar dan tak terelakkan. Namun, bagaimana kita menyikapinya adalah yang terpenting.


1. Islam Mengakui Keberagaman

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:

وَلَوْ شَآءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ ٱلنَّاسَ أُمَّةً وَٰحِدَةًۖ وَلَا يَزَالُونَ مُخْتَلِفِينَ
Walau syā'a rabbuka lajaʿala an-nāsa ummatan wāḥidatan wa lā yazālūna mukhtalifīn.
"Dan jika Tuhanmu menghendaki, niscaya Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat."
(QS. Hud: 118)

Ayat ini menunjukkan bahwa perbedaan adalah sunnatullah, yakni kehendak Allah yang menjadi bagian dari kehidupan manusia.


2. Nabi Muhammad ﷺ Mencontohkan Sikap Bijak

Rasulullah ﷺ adalah sosok yang sangat bijak dalam menghadapi perbedaan. Salah satu contoh adalah saat Perang Ahzab, ketika para sahabat berbeda pendapat tentang apakah salat Asar harus dilaksanakan di perjalanan atau di Bani Quraizhah. Rasulullah ﷺ tidak menyalahkan salah satu pihak, melainkan menerima kedua pendapat karena keduanya berlandaskan niat yang benar.

Beliau juga bersabda:

إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ ٱلْأَخْلَاقِ
Innamā buʿithtu li-utammima makārima al-akhlāq.
"Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia."
(HR. Ahmad, no. 8952)

Akhlak mulia inilah yang menjadi dasar dalam menyikapi perbedaan dengan bijak.


3. Prinsip dalam Menghadapi Perbedaan

A. Bersikap Adil dan Tidak Fanatik

Allah SWT berfirman:

وَلَا يَجۡرِمَنَّكُمۡ شَنَـَٔانُ قَوۡمٍ عَلَىٰٓ أَلَّا تَعۡدِلُواْۚ ٱعۡدِلُواْ هُوَ أَقۡرَبُ لِلتَّقۡوَىٰ
Wa lā yajrimannakum syanaʾānu qawmin ʿalā allā taʿdilū. Iʿdilū huwa aqrabu li at-taqwā.
"Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum membuatmu tidak berlaku adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa."
(QS. Al-Maidah: 8)

Keadilan harus menjadi pedoman meski kita berbeda pendapat atau bahkan memiliki perasaan kurang suka terhadap pihak lain.

B. Mengutamakan Dialog dan Hikmah

Allah SWT berfirman:

ٱدۡعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلۡحِكۡمَةِ وَٱلۡمَوۡعِظَةِ ٱلۡحَسَنَةِۖ وَجَٰدِلۡهُم بِٱلَّتِي هِيَ أَحۡسَنُ
U'dʿu ilā sabīli rabbika bil-ḥikmati wa al-mawʿiẓati al-ḥasanati wa jādilhum billatī hiya aḥsan.
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, serta debatlah mereka dengan cara yang baik."
(QS. An-Nahl: 125)

Dialog yang baik akan menciptakan pemahaman dan menghindari perselisihan yang meruncing.


4. Perkataan Ulama tentang Perbedaan Pendapat

  1. Imam Syafi’i rahimahullah berkata:
    رَأْيِي صَوَابٌ يَحْتَمِلُ ٱلْخَطَأَ وَرَأْيُ غَيْرِي خَطَأٌ يَحْتَمِلُ ٱلصَّوَابَ
    Raʾyī ṣawābun yaḥtamilu al-khaṭāʾ wa raʾyu ghayrī khaṭāʾun yaḥtamilu aṣ-ṣawāb.
    "Pendapatku benar, tetapi mungkin saja salah; dan pendapat orang lain salah, tetapi mungkin saja benar."

    Ini menunjukkan pentingnya sikap terbuka dan rendah hati dalam perbedaan.

  2. Imam Malik rahimahullah berkata:
    كُلُّ أَحَدٍ يُؤْخَذُ مِنْ قَوْلِهِ وَيُرَدُّ إِلَّا ٱلرَّسُولَ ﷺ
    Kullu aḥadin yuʾkhaẓu min qawlihi wa yuraddu illā ar-rasūla ﷺ.
    "Setiap orang bisa diambil pendapatnya atau ditolak, kecuali Rasulullah ﷺ."

    Dengan ini, Imam Malik mengajarkan bahwa pendapat siapa pun, termasuk ulama, tetap memiliki kemungkinan keliru kecuali Rasulullah ﷺ.

  3. Imam Al-Ghazali rahimahullah berkata:
    لَا تَحْتَقِرْ رَأْيَ أَحَدٍ فَقَدْ تَجِدُ فِيهِ خَيْرًا لَا تَرَاهُ
    Lā taḥtaqir raʾya aḥadin faqad tajidu fīhi khayran lā tarāhu.
    "Jangan meremehkan pendapat seseorang, karena mungkin ada kebaikan di dalamnya yang tidak kamu lihat."


5. Hikmah Menghadapi Perbedaan Pendapat

  • Memperluas Wawasan: Mendengarkan pendapat yang berbeda membantu kita memahami sudut pandang lain.
  • Menghindari Konflik: Sikap bijak mencegah perpecahan di tengah umat.
  • Meningkatkan Akhlak: Berlatih sabar dan adil dalam menyikapi perbedaan adalah bagian dari akhlak mulia.

Penutup

Hadirin yang dirahmati Allah, perbedaan pendapat adalah fitrah manusia. Namun, Islam mengajarkan kita untuk menyikapinya dengan adab, hikmah, dan keadilan. Semoga kita menjadi hamba Allah yang bijak dalam perbedaan, menjaga persaudaraan, dan meraih ridha-Nya.

0 comments:

Posting Komentar